Wednesday, April 22, 2015

Popcorn Manis


(Pic from Tumblr)

Tak pernah benar-benar lupa, kan? Sampai detik ini pun ternyata masih belum bisa.  Kadang rasanya seperti orang paling munafik satu semesta. Seperti menutupi lubang dengan papan kayu tipis. Serupa hilang, tapi lubangnya tak akan kemana-mana.

Seperti popcorn manis, yang rasa manisnya selalu teringat di lidah, yang aromanya selalu dirindu, bahkan setelah berbulan-bulan tak makan, tak beli.

Popcorn manis.
Popcorn manis.
Popcorn manis.
Popcorn manis.
Popcorn manis.
Kita makan sama-sama, ya?
Bunda, Nasya mau popcorn manis. Boleh?

22 April.

No comments:

Post a Comment