Senang juga melihat Anda senang.
Sungguh, saya senang melihat Anda senang. Daripada tiba-tiba muncul dengan ekspresi yang harusnya galau nan muram, namun dibalik kacamata seorang yang pandai menyembunyikan, sejujurnya saya tahu benar.
Tapi kesenangan itu akhirnya benar-benar menyadarkan, bukan? Kita ini, dulunya, hanya bagian dari segelintir orang yang memiliki kesamaan dalam hal keinginan jangka pendek. Masalah-masalah yang teramat tidak penting namun menyatukan. Dan ketika kesenangan-kesenangan itu datang, dalam formasi dan kemasan yang berbeda, lantas apalagi yang harus disamakan dan disatukan?
Anda tahu? Sejujurnya saya tidak benar-benar senang. Bukan itu kesenangan yang saya maksud. Maaf saya tidak berterus terang, tapi memang tidak ada yang harus saya utarakan. Dan kesenangan Anda yang tiba-tiba hadir, cukup mengagetkan, tidakkah Anda tahu? Sesuatu yang datang justru menghapus sesuatu yang telah ada. Tidak ada lagi tawa dan wajah-wajah mengantuk ketika si pendek menunjuk angka tiga dini hari.
Semoga kesenangan saya, seperti yang Anda katakan, bukan alasan bagi Anda untuk cepat-cepat mencari kesenangan itu, yang kini sudah tersaji dengan bumbu-bumbu manis dan aroma yang kecupannya hangat bersandar di pipi.
Semoga kini kesenangan saya terpenuhi sempurna karena melihat Anda senang.
Selamat bersenang-senang.
No comments:
Post a Comment