Sunday, April 10, 2022

Mural.

Not mine.

Jika bisa memilih tak bertemumu, pasti itu yang ku pilih.

Tidak ada kata-kata dan tulisanmu pagi ini. Kamu masih diam menahan kantuk yang menyelimuti dirimu. Setelah berbincang tadi malam dengan dinding yang padanya menempel memori perjalanan hidupmu.

Kita adalah seniman untuk dinding-dinding kita sendiri.
Ada kalanya melirik iri dinding manusia lain tanpa melihat apa yang sudah kita bangun sendiri. Sudah biasa.

Keberuntunganmu adalah dindingmu sudah sempurna. Bukan tanggung jawabmu untuk ikut membantuku membangun milikku yang runtuh sebelah. Maka biarkan ku berandai, bilamana ia utuh maka aku tidak akan melihatmu di baliknya. Aku adalah kesalahan dan biarkan ku menyalahkan diriku sendiri.

Kini aku berharap kepada Tuhan. Lindungi dirimu, sembari ku sempurnakan dinding milikku sendiri. Agar tak ada lagi bayangmu yang terpantul di kala senja.

Masih tidak ada kata-kata dan tulisanmu pagi ini.
Pukul 7 pagi. Kau benar-benar butuh secangkir kopi.

....

Unsponsored note but please listen to Manusia by Tulus. Genuinely Good.

No comments:

Post a Comment