Sunday, June 28, 2020

Pagi ini.

Not mine - credit: google.com

Namamu berkumandang di tengah pagi,
terangin-angin di udara,
menyapa burung-burung,
menghinggapi awan.
Lantas jatuh bersama hujan,
bersama derasnya mengaliri atap,
berlarian di jendela,
lalu basah bercampur air mataku.

Selamat pagi.

Friday, June 12, 2020

Bintang.

Matahari.

Satu pengakuan buruk selama 4 tahun ke belakang ini:

Saya tidak pernah tamat satu buku pun.

Sempat latah mengikuti teman-teman yang mulai baca buku self-improvement dengan anggapan harusnya bisa menambah skill dan saya pun jadi bersemangat sekali. Sampai pernah satu kali menggunakan jasa titip dari India karena katanya buku-buku di sana lebih murah. Begitu buku-bukunya sampai, langsung saya coba baca. Sayangnya, baru menyelesaikan dua bab, saya bosan. Rasanya mau menertawakan diri sendiri sekaligus bingung. Apakah saya sudah bosan dengan buku-buku?

Beberapa hari sebelum lebaran, akhirnya saya nostalgia dengan koleksi buku semasa SD menuju SMP. Betapa buku tidak hanya mengandung cerita di dalamnya, ia juga membuat cerita baru untuk saya. Pernah suatu ketika SMP, saya dan teman saya berangkat ke Jakarta untuk main dan pulangnya membeli buku. Nyatanya saya lebih ingat cerita bagaimana saya dan teman pergi ke sana--berdua saja, naik angkutan umum, tidak diantar siapapun, dan yang paling penting saya benar-benar tidak tahu jalan--daripada cerita dari buku itu sendiri. Rasanya seru sekali. Tidak lupa pengalaman mencari dan mengoleksi buku terbaru dari suatu seri dan rasanya puas sekali kalau sudah dapat di awal-awal terbit.

Sampai akhirnya minggu kemarin buka segel buku Matahari karya Tere Liye yang saya beli tengah tahun 2016, sebelum masuk kuliah. Lagi-lagi fiksi. Saya coba baca dan tahu-tahu habis. Ternyata saya tidak bosan baca buku, saya hanya penggemar fiksi. Saya pun langsung bersemangat untuk melanjutkan serial Bumi, namun betapa kagetnya ketika saya mengetahui sekarang serial Bumi sudah 9 buku?!

Rasanya seperti bangun dari tidur yang panjang sekali.


masih bulan Syawal.
-Nay

Tuesday, June 2, 2020

Bertamu kepada Juni.

Tokyo Street Black White Night Pictures | Download Free Images on ...
Not mine.

Juni. Rasanya 2020 sudah hitam sekali. Selepas lima bulan yang sudah berlalu, banyak sekali kata “hampir”—hampir menyerah, hampir bisa, hampir selesai, hampir sampai—tapi kan hampir tidak pernah cukup? Di situ pula rasanya fisik sudah tidak mampu, batin sudah tidak kuat. Hal-hal yang ditakutkan seolah air bah yang tumpah ruah menyapu gubuk-gubuk mimpi.

Aku tidak suka. Aku harus apa?

Nas, coba lihat. Bisa kan dilalui? Bisa kan selesai? Buat apa menyesali hal sulit di masa lalu kalau hasilnya sudah bawa kamu sampai sini? Masa bodoh orang lain.

Tapi rasanya ini tidak adil.

Kamu kan belum tahu rasanya seperti apa.

Aku tahu.

Memangnya kamu ini apa? Sok tahu. Kalau sudah tahu apa yang baik, hidup mana seru.

Begitu, ya? Aku selalu payah berkeinginan.

Berkeinginan saja, berkeinginan kan bukan kejahatan. Walaupun rasanya berat dan tidak sebanding, tapi percaya saja, yang terjadilah yang terbaik. Kalau di lain sisi terlihat lebih mudah, perlu kamu tahu, mungkin mereka tidak sekuat kamu. Perlu diyakini bahwa suatu saat kamu akan suka. Hal-hal seperti ini terjadi ribuan kali, pasti siapapun bisa. Hanya perlu dilewati saja.

Dilewati, lalu kemana?

Itu pilihanmu. Kamu yang tentukan. Kalau sudah, kabari Tuhan, jangan kabari aku.


Semoga di sisa 2020 ini bisa lebih berwarna untuk kita semua.
Selamat datang Juni, semoga hal-hal baik datang bersamamu.
Dunia sudah lelah.

-Nay