Sunday, November 1, 2020

Satu-satu

I start painting. Sorry for the mess.


Seharusnya ia tahu,
mereka hanya sepasang garis dengan gradien berbeda,
dan pernah berjumpa di koordinat yang sama.

Dijadikannya pembelajaran bagi diri sendiri,
kemiringan yang berbeda itu adalah bahasa,
dan kata-kata,
yang seharusnya bisa diungkapkan agar selaras.

Namun, ia menolak.
Meninggalkan tangkai tanpa bunga,
daun tanpa tulang,
dan hati tak bernama.

Yang tertinggal selamanya akan menjadi hal yang tak bisa ia pahami.
Meski jawabnya berdiri menatapnya dalam-dalam,
tapi ditutupnya indera rapat-rapat,
dan perasanyaannya disimpan,
dikumpulkan,
didiamkan agar tumbuh,
menjadi satu-satunya hal yang bisa ia kisahkan.

No comments:

Post a Comment