Kata Ibu, tidak semua yang kita inginkan bisa kita miliki. Tidak semua hal yang menarik memberikan manfaat yang setimpal untuk kita. Tidak dengan permen di toko atau mainan milik teman. Tidak tas baru warna warni yang harus dibeli dengan uang, tentu aku tidak punya. Tidak pula sepatu hitam berpita yang dikenakan temanku di sekolah, itu miliknya, dan aku tidak punya.
Seiring bertambahnya usia, semakin banyak hal yang disaksikan, ku perhatikan, ku rasakan, ku ingini. Semakin terasa bahwa hal itu, apapun, kamu, hanya bisa digapai sebatas pantulan cahaya yang diterima oleh mataku. Aku hanya bisa menikmati bayangannya tanpa ada keutuhannya. Dan ada benarnya hal-hal itu untuk tetap menjadi bayangan karena jika ku miliki sepenuhnya, niscaya kepergiannya akan menjadi sakit yang sulit ku telan bulat-bulat.
Sahabat saya adalah orang yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang sanggup ia miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki.
Rectoverso, Dee.
No comments:
Post a Comment