Wednesday, September 21, 2022

New, Love.

Day 1

Last weekend, my friend and I went to Cirebon and Kuningan. On our first day, we went to Klapamanis Resto to have lunch while some of us were in meetings with their laptops open. The food was great, the scenery was nice where we were actually served by the view of an airport--more like an airstrip, we don't know exactly--with some noises from aircraft trying to land, but it was fun tho.

Foods are already on top of our minds, wherever we go.

After we finished our meetings lunch, we headed to Kuningan to our glamping site, Ciremailand. Don't forget to mention the heavy rain in the middle of our way, hence we arrived wet but the weather was perfect.



Right after the rain, the grass, the smell.

At night, we had dinner at a newly open resto near the glamping site, Arunika Eatery, which located on highland of Kuningan, so we could see the night view of the city from above. It was super cold that some of us got bloated and should take a portion of tolak angin after we get back. Age could not lie, no?

Tell me you're the camera guy without telling me you're the one.

Then we had a bonfire, ate noodle cups, and ate kuaci while playing stumble guys until midnight. Not surprised that I mostly eliminated on the first game.


Day 2

We woke up not so early due to super comfy weather and had our breakfast around 7.30. Then we go to nearest curug by car. It was actually a camping and outbound site. The track was easy and was not far, but still the curug was fine especially the refreshing cold water you surely in need.

Greens and cold water.

Then we got back to the glamping site, cleaned ourselves, took some yearbook photos, and prepared to go back to Cirebon. 

Yearbook photo session.

We had lunch at Palinggihan Resto with their delish fried chicken, sambal, pepes tahu, sate kulit, kangkung, oh I can mention all the good things except they only accept cash for payment, please be prepared if this place is on your list.

Beauty.

We checked in at our hotel around 3 pm and then we went to Goa Sunyaragi. Oh, we made reels, check it out on @suksesjalanjajan.

Then we stopped at Seero Cafe to play stumble guys had some coffee. After that, we had our first dinner at Nasi Jamblang Ibad Otoy. Yes, first. On the second round, we try Taichan at Kopi Nama that my friend always telling us to try. The grilled taichan was so good. But Taichan Bang Dani Senayan still on top of our list (since it's the only place to go when we don't find any place that still open at night hehe)

Thank you for existing, sincerely me.

After getting super full by the love food, it was a sign for karaoke time!


Day 3

The next day, we went to Bonschery Bakery. I bought a sponge cake and an ice cream 'cause Cirebon was hot like it was 34 C outside :(

Then we went to Ara's house for lunch. We departed to Jakarta around 2 pm.

Cirebon & Kuningan Trip was great and I finally reunited with a camera.
And oh I like this 35mm lens. Very much.

-Nay

Tuesday, September 20, 2022

Sekali lagi;

Perfect weather.

Sebodoh-bodohnya manusia adalah tetap mereka yang menaruh harapan pada sesama manusia. Lantas menjadikan maaf dan memaafkan tak lagi tertuju pada nama satu per satu orang. Digulungnya harapanmu dan dibawa untuk diinjak-injak, kamu tetap tersangka atas kelalaian dalam menjaga hatimu sendiri.

Rasakanlah perasaan sewajarnya, bukan cuma omong kosong orang tua. Pakailah hatimu seperlunya agar tidak terluka sepenuhnya. Mudah diucap tapi ketika kamu meruntuhkan seluruh dinding yang menjagamu, di situlah kamu terluka.

Tapi nasi sudah menjadi bubur. Aku sudah buntu. Tenagaku sudah terkuras. Aku tidak mau merasakan apa apa lagi setelah ini.

Malam ini yang terakhir. Maka, di depan jalan sepi tak berujung. Bersama udara lembabnya selepas hujan sore tadi,

biarkan aku menginginkanmu sekali lagi.

Updates:

These past few months, I’ve been witnessing friends experiencing heartbreak, dating a new girl, going on a first date, being friend-zoned, etc.

I thought things like that would be less happening when you grow up, but the fact shows the opposite.

And I’m already tired of absorbing all the emotions around me and all the things that happened to me, so it's the right time to finally say wake me up when September ends?

But, happy to see some of my friends getting married! Happy wedding to all my friends, wish you a happy married life ever after, xoxo.

Monday, September 19, 2022

Kata Ibu.

Will post about my Cirebon - Kuningan Trip soon.

Kata Ibu, tidak semua yang kita inginkan bisa kita miliki. Tidak semua hal yang menarik memberikan manfaat yang setimpal untuk kita. Tidak dengan permen di toko atau mainan milik teman. Tidak tas baru warna warni yang harus dibeli dengan uang, tentu aku tidak punya. Tidak pula sepatu hitam berpita yang dikenakan temanku di sekolah, itu miliknya, dan aku tidak punya.

Seiring bertambahnya usia, semakin banyak hal yang disaksikan, ku perhatikan, ku rasakan, ku ingini. Semakin terasa bahwa hal itu, apapun, kamu, hanya bisa digapai sebatas pantulan cahaya yang diterima oleh mataku. Aku hanya bisa menikmati bayangannya tanpa ada keutuhannya. Dan ada benarnya hal-hal itu untuk tetap menjadi bayangan karena jika ku miliki sepenuhnya, niscaya kepergiannya akan menjadi sakit yang sulit ku telan bulat-bulat.

Sahabat saya adalah orang yang berbahagia. Ia menikmati punggung ayam tanpa tahu ada bagian lain. Ia hanya mengetahui apa yang sanggup ia miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tidak sanggup saya miliki.

Rectoverso, Dee.

Friday, September 2, 2022

The smell.

Dealing with trauma and pain was never easy. 

...

Sakitnya masih ada?

Masih.

Coba bayangin, ya, kita di dalam ruangan dimana di sana ada benda yang berbau dan kita gak suka baunya. Kita akan gimana?

Ya, gak suka. Bau.

Sejam di sana kira-kira gimana?

Yaaa masih gak enak, sih.

Tapi kira-kira baunya masih semenyengat pertama kali gak?

Mungkin engga.

Kok bisa ya? Bendanya masih di sana, baunya masih di sana, tapi respon kita berbeda? Sama kaya rasa sakit, kita tidak pernah benar-benar bisa menghilangkan sakitnya, dia tetap masih ada di sana, tapi kita yang menjadi terbiasa.

...

Setelah dicoba dan dirasakan sendiri, memang benar, kan? Jika kita melihat hal-hal yang membuat hati berat, mungkin dulunya sakit sekali tapi kini bisa diingat sambil tertawa. Sakitnya tetap masih di sana, masih ada di dalam kita, tapi kita menjadi terbiasa dan sakitnya hidup bersama kita. Berarti kesalahan kita yang pertama adalah mencoba menghilangkan sakitnya.

Don't think an elephant. Proses kognitifnya emang gitu, Nas. Kita akan pikirin apa yang kita coba hilangkan. Distraksi itu jawaban paling masuk akal.

Kepada siapapun yang kini berada dalam ruangan berbau, you are loved and this too shall pass.

Tiga Pagi;

Tak ada yang lebih tabah

dari hatinya di jam tiga pagi

badannya terbangun untuk apa

kepada siapa

ia hanya ingin menutup mata


selimut-selimut itu menjadi dingin

sedingin dekapan yang tak ia miliki

tidak lagi

ia kini sendiri


suara-suara menjadi pegangannya kini

meyakini sempurna bukan miliknya

ia seorang malang yang hanya ingin mencintai dirinya sendiri

maka ia berdoa kepada Tuhan

tidak lagi, di jam tiga pagi.

...

Surely need a hunting buddy 'cause I'm lacking decent photos to be posted.