Monday, February 25, 2013

Ayo Bung, Kita Meledak

Hai, selamat tanggal 25 semuanya.

Februari udah mau abis dan otak gue statusnya udah naek jadi waspada. TO, TO, TO, TO, sampe muntah.
Dan jadwal ujian gue di bulan Maret udah berjejer, TO (lagi), ujian praktek, uts, uas, us, terus bulan April ditutup sama UN, abis itu kalo boleh mati ya mati ajalah kan udah UN ini, yes man yes.

Well............. semoga nilai gue sama temen-temen gue bagus-bagus deh ya, aamiin.
Tapi ini serius loh gue udah bosen banget ngerjain soal latihan, to, dan semacamnya tapi nilai gue masih sama aja, jadi maksudnya apa gitu ya apaaaaaaaaaaaaa.
Kadang seliweran ide di otak gue, mungkin minggu depan gue bisa kali ya pergi ke Merapi abis itu gue semedi, okede.

Gue juga bingung sih mau nulis apalagi di sini, yaudah pokoknya buat semua anak kelas 6, 9, 12, break a leg aja deh ya buat ujian-ujiannya, semoga masuk ke sekolah yang dipengenin, jangan ngeluh mulu kaya gue, semoga UN kita nilainya bagus semua, aamiin. Terus nanti kalo mau meledakin otak bilang-bilang gue ye, mau ikutan. Sip.

Do'ain gue juga semoga gue masih utuh sampe lulus. Wish me good fortune and God gives me the way.

Saturday, February 23, 2013

Aku Tahu

Ini sudah malam
dan aku melihatmu
duduk diam dengan buku terbuka di hadapanmu
harus, tapi pikiranmu melambung jauh tak menentu
aku tahu ini sulit
aku tahu kau tak suka
aku tahu, gadis kecil, aku tahu

beban dan penat ini sudah terlalu mencekik
aku juga tahu
membunuh atau dibunuh
menyerang atau diserang
karena di sinilah kita ada, gadis kecil
aku tahu ini sulit
aku tahu kau tak suka
aku tahu, gadis kecil, aku tahu

tapi ada apa denganmu malam ini, gadis kecil?
adakah hal yang salah terjadi padamu hari ini?
kulihat kau menangis tadi
ini bukan mimpi, gadis kecil
hadapilah sekuat hati
walau aku tahu ini sulit
aku tahu kau tak suka
aku tahu, gadis kecil, aku tahu

hidup adalah hidup, gadis kecil
aku dan kau
kita sama ku pikir
nanti apabila mentari terbit kembali
tersenyumlah
dan biarkan aku tahu itu.

Monday, February 11, 2013

Malam Ini

Sudah semakin sepi. Entahlah, apakah malam sudah terlalu bosan ku temani terus setiap hari? Dengan cahaya layar yang semakin lama terangnya menusuk-nusuk mata, dengan sebuah buku terbuka tanpa dibaca, serta napas jam dinding yang berbincang dengan tembok-tembok berwarna muda.

Segelas cokelat panas dengan sedikit asap mengepul ku teguk, lidah ku tebakar, biasa. Ku lirik jam yang kini berbisik malu-malu, mungkin ia ingin katakan sesuatu, ini sudah terlalu larut.

Tak seharusnya aku menunggu selarut ini, memang tak seharusnya, tapi apakah salah untuk menjadi lebih sabar dari biasanya? Menjadi lebih baik dari biasanya? Mungkin itu maksudnya.

Ku telusuri layar telepon genggam dari sudut ke sudut, tak ada apapun. Sudahlah, memang sudah seharusnya dibiarkan seperti itu. Sementara emosi memuncak dan ku matikan benda itu, akan ku biarkan membusuk seperti apa yang dimintanya.

Merasa benar untuk mencoba tersenyum, malah pikiranku kacau. Amarah tidak berguna, kau tahu? Dan aku lebih memilih untuk meneguk seduhanku yang terakhir itu, sambil berharap ini tidak akan terulang lagi.

Ku tulis beberapa bait puisi dalam putihnya kertas dan hitamnya tinta, berharap akulah orang yang menemukan kata-kata itu, ku harap begitu. Ku pejamkan mata sekejap dan aku hampa, tapi dalam pikiranku, semuanya berlarian tak karuan yang kemudian membentuk seonggok benang kusut yang semakin lama semakin besar.

Kau tahu?
Ini yang terakhir dan akan segera berakhir. Tapi sebelum semua itu terjadi, maafkan aku. Kemudian biarkan ku tersenyum untuk melambaikan tangan. Malam ini berakhir, aku selesai.