Thursday, December 10, 2015

Sampai.

aku sudah sampai
tapi apalah arti tambat tali tanpa awak
di pelabuhan sebagus mereka bilang
semewah tampaknya di impian

hujan membawa angin. percepat malam.
aku kini diam
melihat para penjaga rantai ternyata batu
para penjaga intan ternyata pasir

indah tiada lagi. sendiri.
marah menyentak hening mimpi

ini lebih berharga
daripada seorang pria
hanya bisa busung dada
tapi bagaimanapun jiwa tertinggal, aku sudah sampai.


September 2013. Untuk mereka yang lebih tinggi dari pencakar langit.
Bertengger di draft sejak 2 tahun lalu.

Sunday, September 27, 2015

Senang.



Kalau bisa putar waktu. Balasan obrolan berbulan-bulan lalu yang harusnya bukan dijawab dengan jawaban standar 'hehehe':

Senang juga melihat Anda senang.

Sungguh, saya senang melihat Anda senang. Daripada tiba-tiba muncul dengan ekspresi yang harusnya galau nan muram, namun dibalik kacamata seorang yang pandai menyembunyikan, sejujurnya saya tahu benar.

Tapi kesenangan itu akhirnya benar-benar menyadarkan, bukan? Kita ini, dulunya, hanya bagian dari segelintir orang yang memiliki kesamaan dalam hal keinginan jangka pendek. Masalah-masalah yang teramat tidak penting namun menyatukan. Dan ketika kesenangan-kesenangan itu datang, dalam formasi dan kemasan yang berbeda, lantas apalagi yang harus disamakan dan disatukan?

Anda tahu? Sejujurnya saya tidak benar-benar senang. Bukan itu kesenangan yang saya maksud. Maaf saya tidak berterus terang, tapi memang tidak ada yang harus saya utarakan.  Dan kesenangan Anda yang tiba-tiba hadir, cukup mengagetkan, tidakkah Anda tahu? Sesuatu yang datang justru menghapus sesuatu yang telah ada. Tidak ada lagi tawa dan wajah-wajah mengantuk ketika si pendek menunjuk angka tiga dini hari.

Semoga kesenangan saya, seperti yang Anda katakan, bukan alasan bagi Anda untuk cepat-cepat mencari kesenangan itu, yang kini sudah tersaji dengan bumbu-bumbu manis dan aroma yang kecupannya hangat bersandar di pipi.

Semoga kini kesenangan saya terpenuhi sempurna karena melihat Anda senang.
Selamat bersenang-senang.

Sunday, September 20, 2015

(3)

Kemarin, pulang pagi tapi rasanya ada yang aneh, ya?

Selamat menjalani kehidupan baru, kawan-kawan seperjuangan.
Bukan menjadi bagian dari apa-apa, tapi menjadi satu untuk waktu-waktu yang tersisa.
Selamat memfokuskan diri pada satu tujuan di depan.

Padahal masih banyak yang belum maksimal. Masih banyak yang terjanjikan tapi tidak sempat terealisasikan. Masih banyak yang diangan-angankan tapi tidak sempat diwujudkan. Tapi waktu memang tidak bisa digenggam, kan?

Kawan, terima kasih untuk ekspresi dua tahun ke belakang.  Senang, sedih, suka, duka, haru, bahagia. Terima kasih sudah bersama-sama belajar dan menyaksikan transformasi diri masing-masing. Terima kasih sudah memberikan kesempatan memiliki keluarga yang tidak saling meninggalkan.

Selamat dan sukses untuk 6 bulan ke depan, kawan.

1/17
1/85+
Dan satu nama dari bagian-bagian kecil lainnya.