Saturday, May 17, 2014

Aku tahu kamu.


Ada kalanya kamu tersadar akan suatu hal yang harusnya merubahmu.  Tapi jika bumi masih diporosnya, merubah hal tersebut akan seribu kali lipat lebih sulit dari yang seharusnya.  Ada kalanya kamu sibuk mencari hal yang sebenarnya tidak penting. Bodoh, kalau saja matamu lebih besar atau ku tempelkan saja satu milikku padamu, karena kepentingan itu ada di sampingmu, dekat, lebih dekat dari tiap helai benang bajumu. Atau aku yang bodoh dan salah mengerti?

Ada kalanya juga, saat kita berdua saling mencari.  Kamu dan aku harusnya bertemu, tapi keegoisan hati membawa kita ke jalan yang tak seharusnya.  Haruskah aku berhenti dan berharap kamu semakin dekat? Atau haruskah aku tetap mencari dan menunggu hingga kamu terlalu lelah untuk menyudahi?

Aku tahu kamu, tapi perasaan tahu itu semakin lama semakin pudar.  Mungkinkah Tuhan ingin mengatakan bahwa kita berlari semakin jauh? Atau kamu yang berlari menjauh ketika aku bersimpuh?

Aku tahu kamu, tapi tidak kita.
Mungkin sebenarnya lariku hanya ilusi, karena akhirnya aku sadar, kamu memang tak pernah singgah dan berhenti.

Untukmu yang buat Hari Minggu terasa lebih indah.

No comments:

Post a Comment