Sunday, October 15, 2017

Kopi(2)

Not mine.

Kedai kopi di kotaku lebih ramai dari hiruk pikuk pasar di hari Minggu.
Manusia-manusia itu meneguk kopi-kopinya dengan bangga. Berharap minuman itu membuat mereka lebih tegar dari seekor kuda terakhir di landasan pacu.

Untukmu, aku beri tahu satu hal.
Kopi-kopi itu penuh tipu.
Segelas, secangkir minuman itu hanya berisi kefanaan yang dibeli dengan uang lima puluh ribu. Seolah menjadi pembenaran dari apa yang mereka cari--ada yang lebih pahit dari kisah cintanya yang abu-abu.

Saturday, September 30, 2017

Kopi.

Not mine.


Ajaib: Saya rindu Bogor.

Setelah satu bulan saya tidak pulang ke Bogor awal semester ini, ternyata akhirnya saya rindu juga. Padahal semester-semester lalu tidak pernah jadi masalah. Tiba-tiba rindu menjejakkan kaki di stasiun yang ramainya serupa pasar di Minggu pagi. Mungkin karena semester pendek lalu saya sukses pulang-pergi Depok-Bogor, jadi rindu. 

Adalah sebuah cafe tengah kota, di pinggir Kebun Raya. Sebuah rak buku besar di dinding sebelah kiri, menyimpan berbagai koleksi buku yang bisa dibaca oleh pengunjungnya. Dua orang di samping saya sedang belajar bahasa Korea. Di belakang saya sedang bercengkrama, lama tidak berjumpa, sambil tertawa-tawa. Meja saya penuh kertas dan dua laptop terbuka menyala bersama dua gelas setengah kosong yang berkata-kata dan berkeringat.

Adalah sebuah cafe lain di sebelah Utara. Jarum pendek menunjuk angka tua. Hari itu sudah hampir larut tapi ada deadline yang harus diselesaikan. Di lantai bawah, sepasang kekasih berhadapan. Dua gelas kopi berdiam diri di mejanya, menonton asyik mereka bercerita. Di lantai atas, sekelompok wanita sedang menyiapkan hadiah ulang tahun salah satu temannya. Dekorasi merah muda dan kue telah disiapkan baik-baik. Di lain meja, seorang barista berbincang dengan kawannya mengenai bisnis kedai kopi. Saya duduk menghadap tangga, dengan laptop di meja, satu porsi kentang goreng, dan dua gelas minuman yang asik berbincang sendiri.

Malam ini cukup berbeda. Setelah rindu-rindu itu datang, ternyata Bogor benar-benar mempengaruhi saya. Saya tidak lama merasakan udara lembab Bogor yang menjadi penyebab penyakit-penyakit bronkitis itu. Tapi, saya sudah jatuh cinta. 

Malam ini, saya duduk di depan meja dengan laptop terbuka dan sekotak susu uht hampir habis. 
Satu kotak. 
Bukan dua.

Wednesday, August 23, 2017

Families.


Satu hal yang saya tahu, keluarga saya meliputi ayah, bunda, saya, dan adik-adik saya. Lain cerita mengenai keluarga yang dielu-elukan oleh orang-orang karena sebuah persamaan, kurang lebih begitu yang saya baca dari sebuah postingan teman di line.

"The issue about you are claiming that we are in a family."

Begitu judulnya.

He said that, sebanyak-banyaknya kita berargumen tentang kekompakan, kalau ada yang enggak setuju ide tentang 'kita keluarga', ya enggak jalan.
Mengapa? Karena keluarga adalah yang selalu ada, during the ups and downs. He also said that, family doesn't work only for those who have the same purpose and we did. Ya, gak salah, kan? Angkatan yang disebut keluarga, bersatu karena apa? Biar lulus, biar bisa survive di kuliahnya. Because, biological family be one by the virtue of birth lottery. Begitu katanya.

He is right, anyway.

Tapi kembali lagi kepada definisi keluarga dari individu masing-masing. Mungkin keluarga adalah sebutan lebih hangat daripada sebuah angkatan atau kelompok-kelompok lainnya. Dan saya cuma bocah ingusan yang baru bisa nonton dan komentar sedikit, karena saya baru menyadari, bahwa pemikiran-pemikiran saya belum menyentuh dunia.

Maybe he just wrote the way he felt about 'this family', right? And I couldn't agree more. Kenapa? Karena saya juga masih merasa this family doesn't belong to me, mungkin belum, but maybe one day. Karena definisi saya yang berbeda dari teman saya tersebut. I have families too (selain biologis ofc) and I am glad to have them around. But I still have to work it out to make me feel that I am a part of this family. Ya, kurang lebih begitu (malah curhat). But that doesn't mean they're not family, karena pada kenyataannya, walaupun masih banyak yang acuh tak acuh, ada saja masalah bersama yang diselesaikan the way a family does.

All in all, sebenarnya saya masih duduk diam depan laptop ranting about nonsense, sambil mikir. If you could understand a group of people, doesn't make you expert at understanding the others. Terlalu banyak otak-otak lain yang menakjubkan untuk dipahami. Kayaknya seru banget jadi psikolog hehehehehehe.

Semoga kita semua senantiasa dapat merefleksi diri.

22.27

Saturday, August 12, 2017

dist;


Bahkan yang beribu kilometer pun bisa, kenapa yang hanya 135 kilometer kok susah sekali?

karena 135 kilometer tidak cukup jauh untuk menggulung-gulung rindu, dan tidak cukup dekat untuk bersua.

Alkisah seorang teman saya yang ternyata sehebat itu dalam mengatur waktu untuk beraktifitas dan tetap hadir dalam hidup orang lain. Rasanya ingin mencontoh apapun yang dia lakukan; pilihan menu makanan ketika jam makan siang, atau bahkan pasta gigi sehari-hari.
Ternyata orang-orang memang sehebat itu, dan hal-hal itu tidak berlaku untuk saya. Karena nampaknya jarak dan waktu sudah mutlak benci saya.

....

If this space consists of you and me, here is the question for you to explain: does that satisfy all the axioms to say it as a vector space? Or we could be living in something bigger than atoms among the axioms? Because time and space are relative and all I know, we are all living on borrowed time.

Sorry for the inconvenience. Linear algebra in about 2 days.

Sunday, July 30, 2017

Haiku.

Sunlight never fails me. Jadi pengen bikin rumah yang kaca semua gitu kan asik hehe. Gimana, Di?

Have not finished this book yet (padahal nyarinya sangat niat begitu dia rilis). Kenapa? Karena tiba-tiba mood liburan hancur oleh semester pendek that I am currentyly taking. Lol jk. Kenapa belum beres? Karena semangat bacanya hilang begitu baca the beginning part of this book. Kalau diibaratin cerita utuh, buku pertama as klimaksnya, buku kedua antiklimaks, buku ketiga ini resolusi, atau malah koda? Gak perlu ada hehe (being sarcastic is darn good).

But again, I have no such daym rights to judge a book which the last page, I've never been to.

Besides, this Sunday morning got me wait.
And I remembered that time when I made the best haiku in class. Maybe I should make my own medal.

-Nay


Sunday, July 23, 2017

White.

Cousin's wedding. Time always has its wonderful way to show us what really matters.


This is the part of "Kapan nyusul?".

And this is the "Kapan jadi bapak-bapak yang di kiri itu?" one.


This one needs colour correction pardon me.


All in all, who doesn't love 50mm, right?
(Ujung-ujungnya promosiin si cinta).

Tuesday, July 18, 2017

Jauh

Apparently, this two people sangat sabar menghadapi saya yang selalu tidak capable memegang kamera dengan baik dan benar.

Satu orang manusia Jatinangor dan satu lagi mendekam di Surabaya.
Mendengar cerita manusia-manusia rantau nyatanya seru sekali. Meskipun pulang ke rumah tidak semudah satu-dua jam perjalanan darat, tapi mereka tetap punya tempat pulang dan bertanya kabar. Cukup untuk bersua dan bersenda gurau di akhir pekan, atau sekadar masak-memasak di satu kostan.

Berada di kampus yang jaraknya bisa dijangkau pulang-pergi, ternyata pengalaman-pengalaman itulah yang saya lewati. Memang kalau rindu, tinggal pulang. Tapi ingin juga main di akhir minggu, instead of menghabiskan waktu dengan tidur-tiduran dan nonton TV di rumah.

Kalau mereka hobinya eksplor Bandung dan Surabaya, saya harus puas dengan kegiatan bertajuk eksplor Margonda (read: cari makan).

Semoga selalu sehat dan bahagia, semua anak rantau yang jauh dari rumah.
Dari saya yang sebenarnya jauh dari Bunda.

Friday, July 7, 2017

July 5.

Harusnya saya tahu, terjebak di SMA bersama mereka, ternyata ada maksudnya.
Salam informatika dari kami semua.

Terima kasih, hari pertama saya di tahun terakhir berkepala satu, menjadi luar biasa, salah satunya karena manusia manusia ini.
Glad that I've found you, guys. Karena kalian, saya tidak lupa bagaimana tertawa dengan cara yang paling bahagia.

Year is just a number, kok. Memories last forever. Terima kasih lagi untuk selalu mengisi memori saya ketika angka terus berjalan.

Bonus this lil bast*rd whom I met 4 years ago and now is having her final exam.

-Nay

Thursday, June 22, 2017

H-3.


This post is dedicated to those who grown up with me,

-

Bukan, bukan. Bukan tentang H-3 sebelum lomba atau ujian. Tapi H-3 menuju Syawal dan kisah lain bulan sebelumnya.

Ramadhan bagi saya, tanpa disengaja selalu menjadi sebuah pembanding tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Ada dimana saya sekarang, ada dimana saya sebelumnya. Siapa yang pergi dan siapa yang datang. Apa yang muncul dan apa yang menghilang. Apa yang biasa dulu saya lakukan dan apa yang kini saya lakukan. Nyatanya, Ramadhan tak pernah sama, hanya kurma dan bakwan yang setia menunggu adzan maghrib berkumandang.

Sudah 3 tahun lebih saya tidak tinggal di rumah dan bertahun-tahun tidak main petak umpet bersama-sama. Momen tarawih menjadi salah satu kesempatan saya untuk memandang dan berpikir. Ternyata bocah-bocah itu kini sudah lebih tinggi daripada saya. Ternyata saya sudah lebih tinggi daripada ibu saya.

Jadwal buka bersama pun kini dengan wajah-wajah yang berbeda. Teman menghabiskan bulan puasa dulu, kini sudah punya kesibukan dan berada di tempatnya masing-masing. Bersua tak lagi menjadi salah satu menu wajib bulan puasa.

Meskipun begitu, saya tidak pernah menyalahkan Ramadhan karena dirinya selalu berbeda.
Biarkan ia memiliki kisah yang berbeda tiap tahunnya.
Semoga kita semua bisa dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun depan dengan kisah barunya,
aamiin allahumma aamiin.

-

those smiles,
nine years and more,
thank you.

Selamat.

Being hiatus (again) after enduring the rest of my second term in uni, but here I am. Hunting plans come to mama.

Yak, Ramadhan hari pertama tahun ini harus saya nikmati dengan sahur di kosan, dilanjutkan dengan UAS DDP dan PPSI. Setelah sebelumnya belajar DDAK sampai mabok. Ujian jam 1, jam 10 pagi sudah gak kuat, selonjoran di pojok kamar teman, mangku laptop, tatapan kosong, otak rasanya luber hehehe.

Selamat libur teman-teman yang baru libur.
Selamat UAS teman-teman yang habis lebaran baru UAS.
Selamat menjalani semester pendek.
Selamat osjur.
Selamat buka puasa.

Tuesday, May 16, 2017

Bananas

Not mine.

"Aku beliin indomilk pisang harus abis, ya!"
Setelah dicoba ternyata rasanya seperti rasa donat pisang yang hampir tiap hari didanusin anak anak di kampus hehehe tapi tetep suka yang cokelat.


Teruntuk yang sedang di perjalanan,

so, basically we were on the same class those past three years. Tapi tidak pernah terlibat percakapan yang serius selain saat praktik masak kelas Jerman atau soal fisika dan kimia yang saya selalu tidak bisa. Pernah suatu kali terlontar satu pertanyaan,

tiga tahun itu kemana aja?
Gak kemana-mana kok, Nas.

Nyatanya memang benar karena dulu sibuk sama tujuan masing-masing. Satu-satunya hal yang menghubungkan saya dan kamu hanya sebuah kotak sabun, tempat saya dan kamu berjalan-jalan di dalamnya. Saya kemana, kamu kemana. Saya sama siapa, kamu sama siapa. Saya dimana, kamu juga dimana.

Tapi masa bodoh dengan yang sudah lalu.
Hati-hati di jalan.
Selamat liburan.
Senang, kan, gak harus UP?

-Ca

Thursday, April 27, 2017

Jatuh.

Jatuh segala jatuh,
ranting jatuh dihembus angin,
yang patah-patah,
membawa embus nafasmu di udara,
melenggang mengembun berdua,
dan bersamanya burung-burung gereja,
sapa menyapa,
menelanjangi jiwa.

(00.41)

Halo.

Sunday, April 23, 2017

Stars


Akhirnya, status moodbreaker selama ini jatuh kepada:

"Pada akhirnya harus ada yang memutuskan, Nas."

Hehehehehehehe hatur nuhun, Pip. Sekarang yang ngasih wejangan bukan gua lagi ternyata.


All in all, here is to the time that there's nothing left to say and nothing to do.
I started to realize, I am more like grasping at straw.
Semoga Nasya bisa cepat memutuskan what to do, yez. Udah gak bisa nunggu lama kayak dulu-dulu ternyata dan gak bisa kaya gini terus juga.


Updates:
-TP 2 gak jalan-jalan wuz, dipandang doang dari kemaren ya Allah.
-Homey.
-Playlist: Still got time - ZAYN (dan Top Hits Indonesia bikinan spotify Indo lainnya)

Sunday, April 16, 2017

Unlearned.

This picture is not mine, and so are you.

Sometimes I didn't realize when something unnecessary or unimportant thing remained in my head like a broken record. But then, I learned something in calculus that was better than limits and integrals.

Once my lecturer opened the class by saying that we should be capable to learn, unlearn, and relearn.
Learning is like connecting the dots to make a perfect line or filling up a cup until it's done. We've been doing it since we were born like everyone else have known. I believe that was a proper reason that made you applied to uni.
Unlearning is like erasing the line or emptying the cup. Unlearning is about moving away from something and it's so many ways like letting something go. So, I might emptying the cup of coffee and fill it up with some water. It's still the same cup, different drink, and life goes on.

It took six months to knew more than just your name.
So, please don't make me unlearn things about you and put you back to where you were those past three years. Because I can't.

-Nay

Saturday, April 15, 2017

Self


Jadi bertanya-tanya,
ini yang berjuang, siapa?

Kemudian, kenapa masih dilanjutkan adalah pertanyaan kedua introspeksi diri,
di saat satu-satunya wujud aksi nyata adalah menyerah dan menarik diri.

Maaf karena menjadi Nasya yang seperti ini lagi.
Kalau memang tak ada apapun, ternyata menyerah kali ini sangat lebih baik daripada terulang sekali lagi.

Selamat beraktivitas kembali.
Nanti di jalan, tolong hati-hati.

Friday, April 14, 2017

Jakarta


Selamat malam, Jakarta.

Terima kasih untuk libur satu hari demi mencari pemimpin kota.
Kabarnya kelas dan tutorial DDP hari itu akan kembali ditiadakan. Saya bisa tidur-tiduran sampai malam atau menonton film hingga sembab. 

Hampir 19 tahun saya di dunia, dari satu kota ke kota lain, saya selalu menjadi penduduk yang tinggal di pinggiran Jakarta. Namun, saya tetap punya memori baik tentangnya. Nenek saya membesarkan anak-anaknya di sebuah rumah di Jakarta Utara. Maka dari itu, rutinitas belanja bulanan akan selalu diakhiri dengan menginap di rumah nenek selama akhir minggu. 
Di dekat rumah nenek ada lapangan, saya ingat. Di dekat rumah nenek ada penjual-penjual makanan, saya juga ingat. Dibandingkan bermain di lapangan atau membeli jajanan, saya lebih memilih untuk bermain dengan kucing kampung dekat rumah yang pada akhirnya selalu dilarang bunda saat itu.

Namun, setelah rumah nenek dijual, saya tidak pernah lagi tidur menatap langit-langit di bawah atap ibukota dan sekadar berjalan di atasnya. Saya jadi terbiasa memandang ibukota dari sisi-sisinya saja.

Minggu depan, Jakarta akan bertemu dengan pemimpin barunya. Terlepas dari semua hiruk pikuk, konflik, serta ribuan mulut yang bersuara, siapapun yang terpilih, semoga membawa Jakarta kembali ke rumah dan posisinya. 

Selamat malam, Ibukota.
Ku titipkan salam untuk Dirgantara.

Monday, April 3, 2017

One or one equals one.


A quarter of this year had just came to an end and it perfectly made me like I skipped all those memorable things 'cause I got none. And yes, you became that person when you no longer complaint about how close Friday to Monday, 'cause you just hate everyday.
Besides, I've completed the super exhausting mid-test, so I deserve two days off and I wish I was home.

Right after this, the uni life began to kick in (again) with assignments that all pile up just out of nowhere. But, my mind is still a mess, and that would never allow me to be focused on things.

Instead of memories, I got one thing running on my head and I don't even know whether is it good or bad. Maybe it's the right time to give up on it, since I didn't find any chances to keep it on. I just can not wait forever like I wish I could do so many times before. I just couldn't get left behind for hundred times.

So, it all comes down to this:
I don't even know what I want.

And everyone else seems to have it together.
Together.

Wednesday, March 22, 2017

Selamat pagi;


Selamat pagi,

selalu saya yang sudah di alam mimpi.
tapi tidak kali ini.

Setelah bertukar mimpi,
hanya satu doa untuk ke sekian kali;
semoga kelak kita satu mimpi.

Selamat pagi,

bila kita tak satu mimpi,
biarkan saya membantumu,
menggapai do'a-do'a,
karena do'a terlahir dari ucapanmu.
dan diamini dunia.

3.23

Tuesday, March 7, 2017

Siapa?

In frame : teman hunting yang baru ulang tahun, hehe.

Kalau pepohonan itu bertanya mengenai saya, jangan kamu jawab.

Jangan sampai mereka tahu,
sembunyikan saja saya sesukamu,
jauh dalam tulisanmu, dalam buku,
persis seperti yang kamu mau.

Namun bila mereka memaksa ingin tahu,
maka jawab saja tidak tahu,
persis seperti saya dalam gambaranmu,

abu-abu.

Monday, February 27, 2017

Hotdog

I still prefer beach than mountain and hijau-hijau thing. Soalnya udah kelamaan tinggal di leuweung hehe.

Sedang di masa-masanya merasa sayang kalau waktu dipakai untuk tidur hehe padahal gak ngapa-ngapain juga. Untung masih ada mereka-mereka yang mau menemani dan entah bagaimana caranya senantiasa membalas pesan ketika lewat jam 12 malam.
Well, welcome back Nasya yang selalu cinta procrastinate sampai deadline. Memang not good enough untuk bekerja sama dengan baik dan benar. Untung ada yang baik hati mau menyadarkan. Jadinya setengah gabut deh hehe. Terima kasih penyadarannya.

Kalau boleh diurut-urutkan, 'penyadaran' kali ini memang nomor satu yang paling unik. Tapi kan tidak boleh diurut-urutkan dan dibanding-bandingkan, karena di dunia tidak ada sesuatu yang lebih ataupun kurang, adanya yang di-personal chat atau engga.

Kemudian tertawa di satu halaman kertas gambar teknik.
01.20

Thursday, February 2, 2017

Satu.


Dedikasi yang terakhir kalinya.

Baru tersadar bahwa diri terlalu lemah untuk hal-hal yang berkaitan dengan jarak, waktu, dan persembunyian. Terakhir merasa begitu menginginkan sesuatu adalah beberapa tahun lalu, saat pesaing nyata hanyalah sebuah video game sepakbola. Tapi kini keadaannya jauh sangat berbeda, karena saya bersaing dengan dunia, benar?

Kemudian, percakapan dengan seorang teman dari perpustakaan kampus hingga stasiun kereta kini menghantui lebih dalam lagi. Pembahasan mengenai manusia-manusia yang beranjak dewasa tak pernah gagal membuat merinding. Rasanya mau jadi anak kecil terus saja, walaupun memang tak punya kuasa apa-apa, tapi kelihatannya bahagia.

Bersama hujan yang turun hari ini, saya ingin menanyakan hal yang selalu ingin saya tanyakan, "Lalu, bagaimana dengan kamu?". Dan juga pertanyaan kapan berhenti main-main dengan semua ini yang tak hanya dapat dijawab oleh waktu, tetapi olehmu dan juga jarak antara Bandung dan Jakarta.

Sejujurnya dulu saya terlewat egois untuk tetap menunggu dan terlalu percaya kamu. Pada akhirnya, hingga detik ini saya pun tak pernah tahu jawabannya. Dan kini sudah sangat terlambat. Saya memang tak pernah punya hubungan baik dengan jarak, yang sialnya kini telah menjadi satu-satunya hal yang menghubungkan saya dengan kamu.

Menunggu cerita baik dari akademi.
Saya dengar Semarang seramah itu.
Semoga selalu baik.
Saya janji ini yang terakhir.

Monday, January 30, 2017

Pulang


"Anak kucing emang selalu lucu ya, Nas?"

"Iya, anak kecil juga lucu, semua yang anak-anak lucu kayanya, jadi anak kecil lagi aja, yuk! Biar bisa lucu selamanya."

"Jangan, Nas, gak asik. Kalau jadi anak kecil terus nanti gak akan tahu kalau jadi anak kecil itu seru."

...

Sabtu kemarin sudah expo kampus. Sudah terlalu sering pulang, tapi kepulangan ramai-ramai kali ini benar-benar buat rindu sekali. Melihat mimpi-mimpi yang tergapai dan cerita-cerita lama seakan sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Tidak tahu kapan bisa pulang seperti ini lagi. Karena rumah tidak hanya mengenai tempat dan bangunan, tapi rumah adalah rindu beserta isi-isinya. Because being there without you, a house is not a home.

...

"Benar sih, dulu kan waktu masih kecil maunya jadi orang besar."

"Tuh kan benar lagi."

"Lama lama gue menganut 'Lu selalu benar'."

"Keren juga kalau gitu, Nas."


Selalu senang dengan obrolan tengah malam. Sudah nokturnal sekali ternyata.

Saturday, January 28, 2017

Menghela nafas panjang.

Karena sesungguhnya, tertawa dan bahagia satu hari penuh ibarat kain yang menutupi pecahan kaca. Ada sedih yang tersimpan dibaliknya, ada nama yang timbul dalam lamunannya.

Dan berbicara padamu adalah risiko hidup mati. Jika tak sejalan, rasanya lebih baik diakhiri. Walaupun memang tak bisa dipungkiri bila pada akhirnya akan selalu ada yang tersakiti.

Benar kan?

Jijik sama tulisan sendiri. Bingung mau nulis apa lagi. Tapi kapasitas hati kurang memadai kalau dipendam sendiri. Karena sudah lupa rasanya jatuh cinta sama manusia. Terakhir kali jatuh cinta sama lensa.

Saturday, January 21, 2017

Wave One


So this is gonna be a weird post. There's been a huge gap between me and my keyboard since the last time I tried a new song. And voila! Here I am, playing the John Mayer's like the old days and I suddenly miss the high school that bad.
Kemunculan Wave One of The Search for Everything cukup membuat gue triggered since I'm not a big fan but I like the songs. And the songs are just the perfect medicine I am desperately in need. I'm done enough with those EDM things, people!

Daaaaaan, belom nonton La La Land. Udah cukup dipanas-panasin orang-orang :(


Cukup tentang semuanya.
I'm home.

Malam minggu, 21 Januari.

Wednesday, January 18, 2017

Eclipse


Setelah pergi-pulang, ke dan dari Bekasi beberapa hari, akhirnya bisa tidur nyenyak juga hari ini.
Terima kasih untuk kerjasamanya, Eclipse dan semua talent. Sangat senang.

After being so isolated di dalam fakultas sendiri, akhirnya bisa juga keluar kandang. It's such an honour to work and have a great discussion with some great people, yay. Ternyata benar, kan? Bertemu dengan orang-orang baru, membuatmu lebih berpikiran terbuka?

And those clips are ready for the next session of us. Can't wait to see until the internal screening, so much yays.
Tinggal menyiapkan diri untuk menjalani sisa-sisa liburan yang ada.

Again, senang mengenal kalian!
Selamat liburan.
Belum terlambat, kan?

Updates:
- H-1 Siak War pertama, so dead.
- Siak War.
- Siak War.

Thursday, January 5, 2017

Doors.




Suryakancana, Bogor

Rumahku

Rumahku dari unggun-unggun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak

Kulari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senjakala
Di pagi terbang entah ke mana

Rumahku dari unggun-unggun sajak
Di sini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu

April 1943
Chairil Anwar

Onshore.

Kuta, Lombok.

Senyum dan tawamu malu-malu di antara daun-daun dan gemericik air kolam. Tak pernah sesenang itu, bukan? Kamu datang bersama segenap manusia yang mengelu-elukan namamu di atas angin yang dititipkan oleh laki-laki di atas bukit. Dan namaku sama tak berartinya dengan sebutir pasir di pantai kuta. Tapi namaku dan namamu dibangun bersama rindu yang terbawa angin sampai ke utara.

Ketika dunia berkontemplasi,
aku duduk seraya memohon doa untukmu,
dan langit sore Jimbaran mengamini.

5 Januari 2017.
Untuk kamu, lautan, dan landasan udara.
Masih boleh ucapkan selamat tahun baru, kan?